BANDUNG, GMN,- Making Bed Competition (kompetisi merapikan tempat tidur) untuk ke dua kalinya ditahun 2025, sukses digelar Kampus OTC Bali YPKP Bandung. Kompetisi merapikan tempat tidur ini direncanakan menjadi agenda tahunan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan OTC Bali YPKP Bandung.
Perlombaan berlangsung di Kampus OTC Bali YPKP, di Jalan Surapati Kota Bandung, tercatat sebanyak 37 peserta hadir dan berkompetisi, mewakili 11 SMK dari berbagai wilayah. Seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat serta Kabupaten Subang.
Direktur OTC Bali YPKP, R. Rita Avianty, yang akrab disapa Evi, menyampaikan bahwa kompetisi ini akan dikembangkan menjadi ajang bergengsi tahunan dengan sistem piala bergilir. Ia komitmen tinggi dalam mencetak SDM hospitality unggul.
“Ini merupakan lomba kedua setelah tahun 2024 kemarin, Ini bukan sekadar lomba seremonial tapi ada pesan khusus di dalamnya. Yaitu tentang menumbuhkan budaya kerja profesional, nantinya akan memperebutkan piala bergilir,” kata Evi, kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan Jabar, Kamis (15/5/2025).
Selain membentuk budaya kerja yang profesional, lomba ini juga bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis berstandar internasional, sekaligus menanamkan semangat kompetisi sehat di kalangan generasi muda, khususnya siswa SMK yang kelak menjadi tulang punggung industri hospitality.
“Dalam dunia hospitality, perhatian terhadap detail menjadi prioritas, hal-hal kecil seperti senyuman tulus, sapaan hangat, hingga kerapian kamar yang disiapkan dengan cepat dan sempurna menjadi standar pelayanan kelas dunia,” imbuhnya.
Dari segi teknis, ketika waktu lomba dimulai, para peserta langsung mempraktikkan keahlian merapikan tempat tidur, mulai dari duvet, pillow hingga selimut, semuanya dilakukan sesuai standar yang telah ditentukan.
Aspek yang dinilai mencakup ketelitian, efisiensi waktu, kebersihan, estetika, dan kerja keras. Namun, menurut Evi, lebih dari sekadar hasil, semangat untuk memberikan yang terbaik menjadi nilai yang sangat diapresiasi.
“Kita mengadakan lomba ini bukan untuk mereka menjadi juara, tapi membiasakan mereka melakukan hal yang terbaik. Karena juara itu untuk hal yang terbaik,” tambahnya.
Evi menekankan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dan keterampilan, serta membangun karakter bangsa yang kuat, bermartabat, dan siap menghadapi dunia kerja, guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia pun berpesan kepada para pelajar yang belum melanjutkan ke jenjang universitas agar membekali diri dengan keahlian. “Keahlian membuat seseorang bernilai. Sertifikat akademik yang telah dimiliki, sebaiknya dilanjutkan ke sekolah yang dapat memberikan pengalaman bekerja.” imbuhnya.
“Untuk para peserta yang berlomba, tunjukkan kemampuan kalian secara optimal. Ingat, menang itu penting. Namun menjadi pribadi yang disiplin, sportif, dan terus belajar itu jauh lebih penting. Karena pemenang sejati bukan hanya mendapatkan piala. Tapi juga akan dipraktikkan di dunia industri nanti,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nida Aulia Nur Afifah, peserta dari SMK Pariwisata Pabuaran, Subang, jurusan Perhotelan departemen Housekeeping, turut membagikan pengalamannya.
“Saya ditunjuk dari Kepala Sekolah sebagai perwakilan, senang karena nambah pengalaman. Saya kira duvetnya bakal halus, bukan bahan parasut. Tapi ternyata salah, jadi saya belajar lagi tentang bahan duvet yang ditampilkan tadi,” ujar Nida.
Sementara itu, Fardiansyah Abdul Fikri atau Abdul, siswa kelas XII dari SMK Yapari Aktripa Kota Bandung, mengungkapkan bahwa ia mengetahui ajang ini dari Kaprodi Perhotelan di sekolahnya.
“Saya di sini juga ditunjuk oleh sekolah sebagai perwakilan, cukup enjoy karena sebelumnya pernah mengikuti lomba sejenis, dan ini kedua kalinya. Tantangannya yaitu saya kira duvetnya lebih besar, tapi ternyata pas ukurannya. Alhamdulillah hasilnya tidak terlalu buruk, memuaskan,” kata Abdul.