KOTA CIMAHI-GMN,- Pemerintah Kota Cimahi menggelar silaturahmi konferensi pers dengan awak media dan insan pers terkait persiapan kunjungan presiden Jokowi ke Kota Cimahi. Konferensi pers digelar di aula gedung A, kompleks pemkot Cimahi, Senin (27/01/2020).
Dalam hal ini, pemkot Cimahi menggandeng Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan sebagai upaya terjalinnya kerjasama dengan pihak pemerintah pusat.
Kegiatan yang akan digelar pada 29 Januari 2020 mendatang, menunjuk Kota Cimahi sebagai tuan rumahnya.
Dalam segala kesempatan berbagai program, Cimahi berusaha untuk menjadi lebih baik.
Sekda Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan, menyampaikan bahwa silaturahmi yang digelar diharapkan
ada manfaatnya.
“Acara ini digelar terkait dengan agenda presiden yang akan berkunjung ke Cimahi.
Hal yang mendasari presiden berkunjung ke Cimahi, salah satunya adalah untuk bisa menentaskan dan menanggulangi permasalahan penyakit TBC,” ungkap Dikdik.
Komitmen mensukseskan Cimahi sebagai tuan rumah juga disampaikan Kepala Diskominfoarpus, Harjono.
Ia menegaskan bawa Pemerintah pusat Republik Indonesia merekomendasikan Cimahi sebagai Kota yang bisa menjadi role model bagi daerah lainnya dalam hal pencanangkan upaya penaggulangan permasalahan penyakit TBC.
“Komitmen dari Pemkot berjalan dengan baik. Kasus TBC di Cimahi masih ada, namun upaya Pemkot Cimahi beserta stakeholdernya berharap bisa menjadi gambaran agar semua stakeholder bersama-sama kompak menanggulangi permasalahan TBC,” tegasnya.
Selain itu, ada program meghadirkan 2500 keluarga yang masuk penerima program keuarga harapan.
Ketua PPTI Cimahi, Zakaria menyampaikan bahwa kegiatan pada tanggal 29 Januari akan berlangsung di Cimahi Technopark, dan mengusung tema “Gerakan Bersama Menuju Eleminasi TBC 2030”.
“Mirisnya, dalam hal TBC, Indonesia menempati urutan ke 3 di dunia setelah China dan India.
Kita berkonsentrasi untuk membina kader. TBC pengobatannya lama, berkisar selama kurun waktu 6 bulan. Tidak cukup dokter saja yang menangani hal ini, tapi juga kader-kader relawan,” tambah Zakaria.
Penyakit TBC ternyata ada tingkatannya, yang paling parah adalah TBC RO. TBC RO disinyalir sebagai penyakit yang resisten terhadap obat, pengobatannya pun berlangsung selama dua tahun dan biayanya berkisar antara Rp 200 juta untuk satu orang.
“Di Technopark nanti, Presiden akan berbicara di depan Gubernur serta Wali Kota dan Bupati se Indonesia.
TBC dinilai krusial, sangat rumit dan sangat mengerikan.
Intinya, kita bersama-sama untuk memberantas TBC di Indonesia,” terang Zakaria.
dr Romy, selaku perwakilan dari Dinkes Kota Cimahi mengatakan bahwa TBC adalah penyakit menular melalui udara, disebabkan oleh Bakteri TBC.
“TBC merupakan penyakit menular, Jika kasusnya ekstrem, maka harus dikarantina. Untuk program permasalahan TBC, dalam hal pemeriksaan penyakit, kira-kira dana yang dikucurkan mencangkup Rp 1,7 milyar,” ungkap Romy.
PLT Kadinsos Kota Cimahi menyampaikan bahwa selain di Technopark, Presiden akan berkunjung pula ke lapangan Rajawali, sasaran PKH adalah keluarga miskin yang rentan.
“Kita falidasi setiap 6 bulan, dalam program penanganan fakir miskin ada basis data terpadu.
Yang paling miskin, 10% nya adalah PKH. Sebanyak 7854 jumlah PKH di Cimahi,” paparnya.
Pada tanggal 29 Januari 2020, diagendakan ada 20 menteri yang akan diundang.
Pada hari itu, aktivitas di Kota Cimahi akan sangat sibuk.
Dalam hal ini, FSTPI melalui PPTI pusat yang berwenang sebagai dewan pertimbangan Presiden, menggagas kegiatan kunjungan tersebut.
Arifin Panigoro yang berperan sebagai Ketua Stop TB Partnership Indonesia menganggarkan anggaran hampir 80% untuk terlaksananya kegiatan tersebut.
(ITN_GMN)