JAKARTA-GMN,- Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) 2025 resmi ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Gedung Auditorium Dinas Pendidikan, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025).
Mengangkat tema besar “Refleksi Tantangan dan Peluang Membangun Pendidikan Inklusif dan Relevan”, forum ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan reformasi pendidikan nasional.
Gubernur Pramono menekankan pentingnya kolaborasi antardaerah, sinergi lintas sektor, serta semangat inovasi dalam merancang sistem pendidikan yang adil, adaptif, dan berpihak pada masa depan peserta didik.

“Kita telah menyaksikan berbagai praktik baik, berdiskusi secara mendalam, dan merefleksikan tantangan serta peluang dalam membangun pendidikan yang lebih inklusif dan relevan,” ujar Pramono.
Komitmen Pemprov DKI: Pendidikan untuk Semua
Pemprov DKI Jakarta menunjukkan keseriusannya dalam mendorong transformasi pendidikan melalui sejumlah program strategis. Di antaranya:
- Digitalisasi pembelajaran lewat platform JakLMS
- Akses internet gratis melalui penyediaan JakWIFI
- Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, insentif kinerja, dan penguatan komunitas belajar seperti MGMP
- Perluasan manfaat program KJP Plus dan KJMU untuk siswa dan mahasiswa berprestasi dari keluarga prasejahtera
- Model sekolah swasta gratis sebagai bentuk layanan pendidikan formal tanpa pungutan biaya
- Kerja sama lintas sektor dengan universitas, yayasan, dan industri guna meningkatkan daya saing lulusan, khususnya SMK
- Program pemutihan ijazah sebagai solusi inklusif untuk warga yang terkendala secara administratif maupun finansial
“Saya bersyukur bisa menyaksikan anak-anak Jakarta terus melanjutkan pendidikan dan mengejar impian mereka lewat program KJP dan KJMU. Ini bukti bahwa kebijakan yang berpihak dapat menciptakan perubahan nyata,” lanjutnya.
Sinergi Antardaerah: Kunci Reformasi Berkelanjutan
KPI 2025 digagas atas kolaborasi antara Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Lingkar Daerah Belajar. Gubernur Pramono menyatakan, Jakarta siap menjadi mitra aktif dalam membangun ekosistem pendidikan nasional yang saling belajar dan berbagi.
“Semangat dan energi positif selama konferensi ini membuktikan bahwa sinergi lintas daerah adalah fondasi transformasi pendidikan yang berkelanjutan,” tegasnya.
Ia menilai KPI merupakan forum strategis yang menyatukan pemikiran lintas pemangku kepentingan, baik pemerintah, sekolah, komunitas, akademisi, hingga pelaku industri dalam merancang masa depan pendidikan Indonesia.
Arah Kebijakan: Pendidikan Berbasis Kebutuhan Abad 21
Dengan hadirnya teknologi, perubahan sosial, dan dinamika global, sistem pendidikan Indonesia dituntut untuk semakin fleksibel dan relevan.
Oleh karena itu, pendekatan berbasis kebutuhan peserta didik menjadi kunci dalam membangun generasi unggul.
“Dengan kolaborasi yang konsisten dan terarah, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing di era transformasi digital,” tutup Gubernur Pramono.