BANDUNG-GMN,- Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung, Asep Robin, S.H., M.H., mendorong para pengurus Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) untuk menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan di wilayahnya masing-masing.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Perkoperasian bagi Pengurus KKMP, yang digelar di Hotel Savoy Homann, Rabu (15/10/2025).
Menurut Asep Robin, keberadaan Koperasi Merah Putih kini memiliki landasan hukum yang kuat melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2025. Ia menyebut instruksi tersebut menjadi wujud kepercayaan Presiden Prabowo Subianto terhadap potensi koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.
“Ada harapan besar dari Presiden Prabowo di pundak Bapak dan Ibu pengurus KKMP. Koperasi Merah Putih adalah simbol ekonomi berbasis rakyat yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan semangat gotong royong,” ujarnya.
Masuk RPJMD dan Dukungan DPRD
Asep Robin menambahkan, di tingkat daerah, penguatan Koperasi Merah Putih telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2025–2029, sebagai salah satu program prioritas pemerintahan M. Farhan H. Erwin, bersama program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat.
“Koperasi Merah Putih sudah menjadi skala prioritas dalam RPJMD. Kami di DPRD akan memastikan ada dukungan dari anggaran daerah, tidak hanya mengandalkan dana pusat. Kami ingin koperasi ini benar-benar berjalan, bukan hanya dibentuk lalu diam,” tegasnya.
Solusi Permodalan: Kolaborasi dan Studi Tiru
Menanggapi persoalan permodalan yang kerap dihadapi pengurus KMP, Asep Robin menjelaskan bahwa banyak koperasi di wilayah timur Bandung yang sudah berhasil berkembang tanpa sepenuhnya bergantung pada bank.
Koperasi-koperasi tersebut mampu menghimpun modal melalui kemitraan dan inovasi lokal. Ia pun mendorong pengurus KKMP lain untuk melakukan studi tiru kepada koperasi yang sudah sukses.
“Permodalan awal tidak harus selalu lewat bank. Ada banyak jalur usaha lain. Kuncinya adalah komunikasi, kolaborasi, dan saling belajar antar-KMP,” tuturnya.
Perluasan Keanggotaan dan Transparansi Digital
Selain permodalan, Asep Robin menyoroti pentingnya memperluas basis keanggotaan KMP agar lebih dikenal masyarakat. Ia menyarankan agar pengurus menggandeng PKK, majelis taklim, dan kelompok senam untuk memperluas jejaring koperasi.
Ia juga menekankan perlunya digitalisasi koperasi melalui pembuatan aplikasi transparansi keuangan dan aktivitas koperasi.
“Aplikasi itu penting agar semua anggota tahu kondisi koperasi, keuangan, dan perkembangan usaha. Dengan transparansi, kepercayaan masyarakat meningkat dan semangat anggota pun tumbuh,” ujarnya.
Sinergi dengan Program MBG: Peluang Ekonomi Baru
Asep Robin menilai ada peluang besar bagi KKMP untuk bermitra dengan dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang tersebar di Kota Bandung. Sedikitnya terdapat 120 dapur MBG yang bisa bekerja sama dengan koperasi dalam hal pasokan bahan pangan.
“Pemerintah mewajibkan agar KKMP berkomunikasi dengan kepala SPPG dan dapur MBG di wilayahnya. Ini program yang sejalan karena sama-sama didukung pemerintah pusat,” katanya.
Ia optimistis, sinergi antara Koperasi Merah Putih, dapur MBG, dan Sekolah Rakyat akan menciptakan ekosistem ekonomi kerakyatan yang kuat dan berkelanjutan di Kota Bandung.




 
									
 
 
 
 
 












