Scroll kebawah untuk baca berita/artikel !
Example floating
Example floating
Example 728x250
HeadlineNASIONALTeknologi

ITB dan PT Aimtopindo Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan di Sulawesi Tengah

186
×

ITB dan PT Aimtopindo Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan di Sulawesi Tengah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BANDUNG, GMN,- Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan PT Aimtopindo di Desa Cendanapura, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, belum lama ini.

Dalam program ini, memperkenalkan dan mengimplementasikan inovasi teknologi bioproses yang memadukan antara peternakan sebagai penghasil kotoran hewan dengan pertanian, yang membutuhkan pupuk organik sehingga menjadi sirkular ekonomi yang memberikan nilai tambah bagi petani.

Example 300x600

Kegiatan yang berlangsung sejak dua tahun terakhir ini merupakan bagian dari misi mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi ITB khususnya Pengabdian Masyarakat ITB dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Aimtopindo Nuansa Kimia serta melibatkan PT. Pertamina EP Donggi Matindok Field. Dalam acara puncaknya, dilakukan panen raya padi bersama warga, yang menggunakan pupuk hasil teknologi tersebut.

Menurut Dr. Ir. Tri Partono Adhi, dosen Teknik Kimia ITB sekaligus ketua tim Program Pengabdian Masyarakat ini, teknologi yang dikembangkan merupakan bagian dari Integrated Farming System atau sistem pertanian terpadu. Teknologi ini menggunakan bioproses untuk mengubah limbah peternakan menjadi pupuk organik sekaligus memanfaatkan residu pertanian menjadi pakan ternak.

“Prosesnya dimulai dari pembuatan contoh kandang komunal untuk menghimpun sapi-sapi yang saat ini tersebar. Kami membangun sistem kandang terintegrasi sehingga limbah dapat dikumpulkan, lalu diproses menggunakan mikroba untuk diubah menjadi pupuk yang lebih efektif dan efisien,” ujar Dr. Tri, dalam keterangannya, Sabtu (11/10/2025).

Pupuk dari proses ini yang dipadukan dengan biosulfur yang dihasilkan dari proses pemurnian gas di Central Processing Plant (CPP) Pertamina Donggi-Matindok Field telah terbukti dapat menjadi solusi alternatif ketika terjadi kelangkaan pupuk sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan.

Pemilihan lokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah, bukan tanpa alasan. ITB menilai daerah ini memiliki lahan pertanian yang luas dan masyarakat yang dominan menggantungkan hidup dari pertanian dan peternakan, memiliki potensi menjadi area implementasi teknologi baru yang berkelanjutan dan diharapkan menghasilkan dampak yang signifikan

Baca Juga:  Bukan Sekedar Pindahkan Istana, Presiden Jokowi Sebut Perpindahan Ibu Kota Juga Percepatan Transformasi Ekonomi

“Kami melihat potensi luar biasa di daerah ini. Dengan teknologi sederhana dan tepat guna, masyarakat bisa meningkatkan efisiensi biaya pertanian, pendapatan, hingga kualitas hidup,” tambah Dr. Tri.

Setyo Yanus Sasongko, Direktur Utama PT Aimtopindo, menjelaskan bahwa perusahaan swasta tidak hanya berperan sebagai mitra, tetapi juga sebagai inkubator dan sponsor dalam pengembangan dan implementasi teknologi ini.

“Sinergi antara akademisi dan sektor swasta sangat penting. ITB membawa inovasi, kami dari swasta yang mengimplementasikan di lapangan. Masukan, agar ITB terus mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Program ini tidak hanya berdampak pada sektor pertanian padi, tetapi juga membuka peluang untuk implementasi disektor yang baru seperti budidaya jamur dan pengembangan sayur-mayur untuk memasok Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bisa dilaksanakan oleh para ibu.

“Kami berterima kasih kepada ITB dan PT Aimtopindo. Dengan adanya pendampingan ini, kami bisa memanfaatkan limbah ternak menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Semoga ini bisa membuka pola bisnis baru bagi masyarakat kami,” ujarnya Kadek Suardika, Kepala Desa Pandanwangi,

Selain pupuk, hasil dari pengolahan kohe juga menghasilkan biogas yang potensial sebagai sumber energi alternatif. “Kami sedang meneliti lebih lanjut bersama ITB, bagaimana biogas ini bisa dikonversi menjadi listrik untuk desa-desa terpencil. Ini bagian dari solusi energi mandiri di wilayah pelosok,” tambah Setyo Yanus.

Kolaborasi ITB dan PT Aimtopindo menunjukkan bahwa inovasi teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat desa. Dari pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk, hingga energi terbarukan, program ini menjadi model ideal untuk mendukung ketahanan pangan, kemandirian energi, dan ekonomi sirkular berbasis masyarakat.

Dengan sinergi ini, pihak ITB maupun PT Aimtopindo berharap dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah dalam bentuk payung hukum, pendanaan bagi masyarakat, serta integrasi dalam program pembangunan daerah agar program serupa bisa direplikasi di daerah lain di Indonesia.


Example 300250
Example 300250
Example 300250
Example 300250
Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!