CIMAHI, GMN,- Untuk memastikan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berjalan sesuai dengan aturan, Kementrian Dikdasmen melalui Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), meninjau MPLS ke SLB Negeri A Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, yang menaungi siswa TK, SD, SMP hingga SMA.
Sebanyak 284 siswa SLB mengikuti kegiatan ini, dengan rincian 56 siswa naik jenjang dan 26 siswa baru.
Direktur PKPLK Saryadi, menekankan pentingnya mengenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik, terutama di sekolah luar biasa. “Hari ini adalah hari pertama MPLS, di mana anak-anak atau siswa baru bergabung di SLB Negeri A Citereup,” ujar Saryadi, di SLBN A Citereup, Senin (14/7/2025).
Kata Suryadi, kegiatan MPLS harus terbebas dari praktik-praktik yang tidak mendidik atau tidak bermanfaat. Kegiatan harus diarahkan agar siswa merasa nyaman dan siap belajar dengan semangat di lingkungan sekolah yang baru.
“Kunjungan ini kami lakukan untuk memastikan bahwa MPLS dijalankan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian. Aturannya, tidak boleh siswa memasang tribut-atribut yang tidak relevan, serta pelaksanaannya harus berada di bawah pembinaan langsung para guru,” imbuhnya.
Untuk kegiatan MPLS di SLBN A Citereup akan berlangsung selama lima hari. Kata Saryadi, inti kegiatannya adalah memperkenalkan lingkungan sekolah secara menyeluruh agar para siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang mindful, meaningful, dan joyful. “Dengan pendekatan ini, anak-anak bisa belajar penuh kesadaran, kebermaknaan, dan tentunya menyenangkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala SLBN A Citereup, Gun Gun Guntara, menjelaskan karena siswa di sekolah ini merupakan anak-anak istimewa, pendekatan kegiatan pun dibuat lebih inklusif dan menyenangkan.
“Berbeda dengan sekolah biasa, di sini siswa baru kadang sulit beradaptasi. Maka yang pertama harus dikenalkan adalah bagaimana membuat mereka senang dulu bersekolah,” beber Gun Gun.
“Di MPLS ini kita mulai dengan program dari Kemendikbud, mengenalkan tujuh kebiasaan. Ditambah lagi ada program dari Jawa Barat, yaitu Panca Waluya, yang juga akan kita terapkan,” terang Gun Gun.
Menurutnya, langkah awal yang dilakukan adalah membuat siswa merasa senang terlebih dahulu, agar mereka memiliki minat dan kesiapan untuk belajar di sekolah. “Kami ingin menciptakan suasana joyful, sebelum masuk ke hal-hal lain seperti pengenalan guru, ruang kelas, dan program sekolah, mereka harus merasa nyaman dan senang dulu,” jelasnya.