BANDUNG BARAT-GMN,-Gelombang Gerakan Aksi dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin membara.
Aksi-aksi unjuk rasa itu menuntut transparansi dan keadilan atas dugaan korupsi, jual beli jabatan, permainan anggaran, hingga pengondisian proyek di lingkungan pemerintahan terus bergulir tanpa henti.
Di tengah situasi yang semakin panas, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui siaran persnya.
Namun langkah tersebut dinilai terlambat dan tidak menyentuh akar persoalan, seperti diungkapkan oleh Jachja Taruna Djaja (JTD), aktivis dan relawan JAGA (Jaringan Pencegahan Korupsi).
“Kenapa baru sekarang Bupati Jeje menyatakan sikapnya? Aksi unjuk rasa terkait dugaan korupsi itu sudah beberapa kali terjadi, bahkan sampai ke Kejaksaan Tinggi dan KPK,” ujar JTD saat dihubungi GlobalMediaNews (GMN).
Menurut JTD, seorang pemimpin sejati harus peka terhadap aspirasi rakyatnya. Ia menilai Jeje semestinya sudah bertindak sejak awal dengan membuka ruang komunikasi dan berdialog langsung dengan masyarakat.
“Jeje itu bapaknya warga KBB. Harusnya peka sejak awal demo undang mereka, tampung aspirasi mereka. Tapi karena sikapnya Jeje yang eksklusif, saluran demokrasi di KBB jadi tersumbat,” tegasnya.
“Kalau begini terus, moral politik Jeje akan jatuh. Jangan cuma menerima laporan tanpa solusi. Kalau tidak paham, ajak staf ahli dan pejabat eselon dua berdiskusi mencari jalan keluarnya. Untuk apa punya birokrat tanpa diajak berkomunikasi?”, sambungnya.
JTD menegaskan bahwa masyarakat Bandung Barat kini semakin kritis dan peduli terhadap keadilan serta transparansi pemerintahannya.
“Warga KBB ini cinta daerahnya. Mereka ingin bisa menyampaikan aspirasi langsung ke Bupati tanpa rasa takut. Tapi yang terjadi justru seolah-olah mereka diisolir, bagaimana KBB mau maju, sementara untuk berkomunikasi saja sangat sulit”,katanya.
Sebagai bentuk solusi, JTD menyarankan agar Bupati Jeje menanggalkan sikap eksklusifnya, membuka komunikasi dengan publik, dan menegaskan komitmen nyata dalam memberantas korupsi di tubuh pemerintahannya.
“Terima para pendemo dengan hati terbuka. Tegaskan sikap terhadap dugaan kasus korupsi itu agar masyarakat tidak pesimis. Sekalian undang Kapolres dan Kajari untuk membangun komitmen bersama menuntaskan persoalan ini. Jalankan jargon AMANAH yang dulu dikampanyekan, jangan hanya omon-omon,” tutup JTD dengan nada tegas.
