CIMAHI-GMN,- Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian kembali melaksanakan Program Sibesti (Siapkan Beras untuk Masyarakat Kota Cimahi).
Program pangan murah ini rutin digelar setiap Kamis terakhir setiap bulan, dengan pasokan beras yang diambil dari gudang Bulog sehari sebelumnya.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagkoperin Cimahi, Indra Bagjana, menjelaskan bahwa program Sibesti dijalankan oleh Satuan Tugas (Satgas) lintas SKPD hingga tingkat kelurahan.
Satgas ini mendapat pengakuan resmi dari Bulog sebagai penyalur beras SPHP, sehingga beras dapat dijual dengan harga gudang, yakni Rp55.000 per 5 kg atau setara Rp11.000 per kilogram.
“Sebetulnya harga eceran tertinggi (HET) SPHP itu Rp12.500/kg. Dengan adanya fasilitasi transportasi melalui APBD, masyarakat bisa membeli beras dengan harga gudang tanpa biaya tambahan,” jelas Indra.
Ia menambahkan, harga beras premium di pasaran umumnya Rp13.500/kg, sehingga selisih harga dari program Sibesti cukup signifikan dalam meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga pangan.
Selain menjaga keterjangkauan harga, program ini juga berfokus pada ketersediaan pasokan beras.
“Kita tidak bisa menghindari kenaikan harga karena HET ditetapkan pemerintah pusat. Namun yang terpenting pasokan tetap aman, jangan sampai harga naik tapi barang tidak ada,” tegas Indra.
Selama September 2025, distribusi beras Sibesti mencapai 31,15 ton, dengan rata-rata tiga ton per pekan. Respons masyarakat sangat positif, terbukti permintaan setiap bulan tidak pernah kurang dari 25 ton.
“Untuk masyarakat jangan ragu memesan melalui jejaring kelurahan. Kami sudah menyiapkan anggaran khusus agar distribusi lebih optimal,” katanya.
Lebih lanjut, Indra menyebut beras SPHP yang disalurkan Bulog terjamin kualitasnya dan layak konsumsi, bahkan berada di atas kualitas medium.
Program ini juga menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah, dengan memastikan pasokan tetap tersedia sehingga gejolak harga bisa diminimalisasi.
Ke depan, Pemkot Cimahi berencana mengembangkan program Sibesti ke komoditas pangan lain yang dibutuhkan masyarakat, seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula putih, bekerja sama dengan sejumlah rekanan.