BANDUNG, GMN,- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat tengah melakukan proses Talent Scouting untuk menentukan cabang olahraga (cabor), pelatih dan atlet yang akan dikerjasamakan dengan Division of Physical Education and Sport Science, Tsinghua University, Tiongkok.
Sebelumnya, KONI Jabar telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Division of Physical Education and Sport Science Department, Tsinghua University, pada Selasa, 15 Juli 2025. Penandatanganan MoA dilakukan oleh Prof. Ma Xindong dari pihak Tsinghua dan Ketua Umum KONI Jabar, Prof. Dr. HM Budiana, di Gedung KONI Jabar Lantai III.
“Untuk menentukan cabor, pelatih, dan atlet, kami rencanakan melaksanakan Talent Scouting terlebih dahulu tahun ini,” ujar Wakil Ketua II KONI Jabar, Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd., di Bandung, Kamis (31/7/2025).
Prof. Yunyun mengungkapkan bahwa setidaknya lima cabang olahraga akan menjadi fokus awal kerja sama tersebut. Namun, proses ini tetap disesuaikan dengan kesiapan atlet dan pelatih yang tengah bersiap menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Porprov XV Jabar 2026.
“Paling tidak lima cabor dulu. Tapi memang waktunya mepet dengan persiapan BK. Insya Allah, tahun ini sudah mulai berjalan,” katanya.
Dua Arah Pertukaran Pelatih
Kerja sama dengan Tiongkok ini tidak hanya sebatas mendatangkan pelatih dari Tsinghua University ke Jawa Barat, tetapi juga mengirimkan pelatih asal Jabar untuk belajar dan mendampingi atlet di Tiongkok.
“Modelnya dua arah. Dari Tsinghua mereka kirim pelatih ke sini, dan mereka juga terima pelatih kita untuk belajar di sana, bahkan membawa atlet kita ke sana. Mirip dengan pola kerja sama yang kita jalankan dengan Korea,” jelas Yunyun yang juga mantan Dekan FPOK UPI itu.
Menurutnya, beberapa universitas di Tiongkok memiliki spesialisasi cabor unggulan. Tsinghua University dikenal memiliki kekuatan di cabang pingpong, bola basket, dan renang. Sementara Beijing Sport University (BSU) menjadi pusat pelatihan bagi atlet-atlet Olimpiade Tiongkok.
“BSU ini kampus olahraga murni, semua jurusan di sana fokus pada olahraga. Atlet-atlet nasional Tiongkok juga banyak yang dilatih di BSU,” ungkapnya.
Selain Tsinghua dan BSU, KONI Jabar juga menjajaki kerja sama dengan Capital University, terutama untuk cabang seperti wushu dan loncat indah.
Tidak Mengarah ke Satu Kiblat
Saat ditanya alasan memilih Tiongkok sebagai mitra, Prof. Yunyun menegaskan bahwa langkah ini bukan soal menjadikan Tiongkok sebagai kiblat olahraga, melainkan strategi memanfaatkan keunggulan negara tersebut di cabang tertentu.
“Bukan soal kiblat, kita hanya memanfaatkan prestasi mereka. Karena di beberapa cabor, Tiongkok sangat dominan, baik di Olimpiade maupun tingkat Asia,” tuturnya.
Meski demikian, kerja sama juga disesuaikan dengan karakteristik dan kekuatan negara lain. Misalnya, untuk taekwondo dan anggar, Jabar lebih memilih Korea sebagai mitra strategis.
“Taekwondo di Tiongkok kurang berkembang, sementara di Korea itu unggulan. Sama halnya dengan anggar dan panahan, yang juga kuat di Korea. Jadi kita padukan potensi tiap negara,” terang mantan atlet bola voli nasional itu.
Langkah KONI Jabar menjalin kerja sama internasional dengan universitas-universitas ternama di Tiongkok dan Korea ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pembinaan dan performa atlet, khususnya jelang PON dan kejuaraan tingkat nasional maupun internasional lainnya.
BANDUNG, GMN,- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat tengah melakukan proses Talent Scouting untuk menentukan cabang olahraga (cabor), pelatih dan atlet yang akan dikerjasamakan dengan Division of Physical Education and Sport Science, Tsinghua University, Tiongkok.
Sebelumnya, KONI Jabar telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Division of Physical Education and Sport Science Department, Tsinghua University, pada Selasa, 15 Juli 2025. Penandatanganan MoA dilakukan oleh Prof. Ma Xindong dari pihak Tsinghua dan Ketua Umum KONI Jabar, Prof. Dr. HM Budiana, di Gedung KONI Jabar Lantai III.
“Untuk menentukan cabor, pelatih, dan atlet, kami rencanakan melaksanakan Talent Scouting terlebih dahulu tahun ini,” ujar Wakil Ketua II KONI Jabar, Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd., di Bandung, Kamis (31/7/2025).
Prof. Yunyun mengungkapkan bahwa setidaknya lima cabang olahraga akan menjadi fokus awal kerja sama tersebut. Namun, proses ini tetap disesuaikan dengan kesiapan atlet dan pelatih yang tengah bersiap menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Porprov XV Jabar 2026.
“Paling tidak lima cabor dulu. Tapi memang waktunya mepet dengan persiapan BK. Insya Allah, tahun ini sudah mulai berjalan,” katanya.
Dua Arah Pertukaran Pelatih
Kerja sama dengan Tiongkok ini tidak hanya sebatas mendatangkan pelatih dari Tsinghua University ke Jawa Barat, tetapi juga mengirimkan pelatih asal Jabar untuk belajar dan mendampingi atlet di Tiongkok.
“Modelnya dua arah. Dari Tsinghua mereka kirim pelatih ke sini, dan mereka juga terima pelatih kita untuk belajar di sana, bahkan membawa atlet kita ke sana. Mirip dengan pola kerja sama yang kita jalankan dengan Korea,” jelas Yunyun yang juga mantan Dekan FPOK UPI itu.
Menurutnya, beberapa universitas di Tiongkok memiliki spesialisasi cabor unggulan. Tsinghua University dikenal memiliki kekuatan di cabang pingpong, bola basket, dan renang. Sementara Beijing Sport University (BSU) menjadi pusat pelatihan bagi atlet-atlet Olimpiade Tiongkok.
“BSU ini kampus olahraga murni, semua jurusan di sana fokus pada olahraga. Atlet-atlet nasional Tiongkok juga banyak yang dilatih di BSU,” ungkapnya.
Selain Tsinghua dan BSU, KONI Jabar juga menjajaki kerja sama dengan Capital University, terutama untuk cabang seperti wushu dan loncat indah.
Tidak Mengarah ke Satu Kiblat
Saat ditanya alasan memilih Tiongkok sebagai mitra, Prof. Yunyun menegaskan bahwa langkah ini bukan soal menjadikan Tiongkok sebagai kiblat olahraga, melainkan strategi memanfaatkan keunggulan negara tersebut di cabang tertentu.
“Bukan soal kiblat, kita hanya memanfaatkan prestasi mereka. Karena di beberapa cabor, Tiongkok sangat dominan, baik di Olimpiade maupun tingkat Asia,” tuturnya.
Meski demikian, kerja sama juga disesuaikan dengan karakteristik dan kekuatan negara lain. Misalnya, untuk taekwondo dan anggar, Jabar lebih memilih Korea sebagai mitra strategis.
“Taekwondo di Tiongkok kurang berkembang, sementara di Korea itu unggulan. Sama halnya dengan anggar dan panahan, yang juga kuat di Korea. Jadi kita padukan potensi tiap negara,” terang mantan atlet bola voli nasional itu.
Langkah KONI Jabar menjalin kerja sama internasional dengan universitas-universitas ternama di Tiongkok dan Korea ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pembinaan dan performa atlet, khususnya jelang PON dan kejuaraan tingkat nasional maupun internasional lainnya.
BANDUNG, GMN,- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat tengah melakukan proses Talent Scouting untuk menentukan cabang olahraga (cabor), pelatih dan atlet yang akan dikerjasamakan dengan Division of Physical Education and Sport Science, Tsinghua University, Tiongkok.
Sebelumnya, KONI Jabar telah menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Division of Physical Education and Sport Science Department, Tsinghua University, pada Selasa, 15 Juli 2025. Penandatanganan MoA dilakukan oleh Prof. Ma Xindong dari pihak Tsinghua dan Ketua Umum KONI Jabar, Prof. Dr. HM Budiana, di Gedung KONI Jabar Lantai III.
“Untuk menentukan cabor, pelatih, dan atlet, kami rencanakan melaksanakan Talent Scouting terlebih dahulu tahun ini,” ujar Wakil Ketua II KONI Jabar, Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd., di Bandung, Kamis (31/7/2025).
Prof. Yunyun mengungkapkan bahwa setidaknya lima cabang olahraga akan menjadi fokus awal kerja sama tersebut. Namun, proses ini tetap disesuaikan dengan kesiapan atlet dan pelatih yang tengah bersiap menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Porprov XV Jabar 2026.
“Paling tidak lima cabor dulu. Tapi memang waktunya mepet dengan persiapan BK. Insya Allah, tahun ini sudah mulai berjalan,” katanya.
Dua Arah Pertukaran Pelatih
Kerja sama dengan Tiongkok ini tidak hanya sebatas mendatangkan pelatih dari Tsinghua University ke Jawa Barat, tetapi juga mengirimkan pelatih asal Jabar untuk belajar dan mendampingi atlet di Tiongkok.
“Modelnya dua arah. Dari Tsinghua mereka kirim pelatih ke sini, dan mereka juga terima pelatih kita untuk belajar di sana, bahkan membawa atlet kita ke sana. Mirip dengan pola kerja sama yang kita jalankan dengan Korea,” jelas Yunyun yang juga mantan Dekan FPOK UPI itu.
Menurutnya, beberapa universitas di Tiongkok memiliki spesialisasi cabor unggulan. Tsinghua University dikenal memiliki kekuatan di cabang pingpong, bola basket, dan renang. Sementara Beijing Sport University (BSU) menjadi pusat pelatihan bagi atlet-atlet Olimpiade Tiongkok.
“BSU ini kampus olahraga murni, semua jurusan di sana fokus pada olahraga. Atlet-atlet nasional Tiongkok juga banyak yang dilatih di BSU,” ungkapnya.
Selain Tsinghua dan BSU, KONI Jabar juga menjajaki kerja sama dengan Capital University, terutama untuk cabang seperti wushu dan loncat indah.
Tidak Mengarah ke Satu Kiblat
Saat ditanya alasan memilih Tiongkok sebagai mitra, Prof. Yunyun menegaskan bahwa langkah ini bukan soal menjadikan Tiongkok sebagai kiblat olahraga, melainkan strategi memanfaatkan keunggulan negara tersebut di cabang tertentu.
“Bukan soal kiblat, kita hanya memanfaatkan prestasi mereka. Karena di beberapa cabor, Tiongkok sangat dominan, baik di Olimpiade maupun tingkat Asia,” tuturnya.
Meski demikian, kerja sama juga disesuaikan dengan karakteristik dan kekuatan negara lain. Misalnya, untuk taekwondo dan anggar, Jabar lebih memilih Korea sebagai mitra strategis.
“Taekwondo di Tiongkok kurang berkembang, sementara di Korea itu unggulan. Sama halnya dengan anggar dan panahan, yang juga kuat di Korea. Jadi kita padukan potensi tiap negara,” terang mantan atlet bola voli nasional itu.
Langkah KONI Jabar menjalin kerja sama internasional dengan universitas-universitas ternama di Tiongkok dan Korea ini diharapkan mampu memperkuat kualitas pembinaan dan performa atlet, khususnya jelang PON dan kejuaraan tingkat nasional maupun internasional lainnya.