TASIKMALAYA, GMN,- Penyidik Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya menggeledah dan menyita barang bukti dugaan tindak pidana korupsi penyaluran pupuk subsidi tahun 2021-2024. Penggeledahan dilakukan di dua lokasi yang dijadikan gudang distributor pupuk bersubsidi, Kamis (3/7/2025).
Lokasi penggeledahan tersebut di distributor pupuk di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, dan di Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Penyidik menyita sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan perkara.
Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya, Heru Widjatmiko mengatakan, pihaknya telah melakukan penggeledahan terhadap perusahaan distributor pupuk yang menyalahgunakan pupuk bersubsidi. Penggeledahan merupakan langkah mengungkap fakta-fakta hukum secara terang dan menyeluruh.
Pupuk bersubsidi yang seharusnya dialokasikan untuk petani di Kabupaten Tasikmalaya, diselewengkan dan dijual ke pihak lain. Pupuk tersebut juga diduga dioplos dengan pupuk urea bersubsidi lain, dan kemasannya diganti.
“Ada dugaan dioplos dengan pupuk urea bersubsidi, dan diganti karungnya, jadi tidak bertuliskan pupuk subsidi lagi. Ini dijual hingga ke jawa timur,” ujar Heru.
Dalam penggeledahan, tim penyidik mengidentifikasi ada sekitar 7.800 ton pupuk yang diselewengkan sejak tahun 2021 hingga 2023. Kerugian negaranya sekitar Rp 16 miliar.
Selain pupuk, Kejaksaan juga menyita satu unit mobil Fuso Tronton dan satu unit mobil Innova. Termasuk dokumen, berkas, dan barang elektronik seperti ponsel, komputer, dan laptop.
Kejaksaan telah memeriksa 30 orang saksi yang berasal dari berbagai kalangam, termasuk petani, distributor, dan dinas pertanian. Proses penghitungan kerugian negara bekerja sama dengan BPKP dan ahli pidana.
“Meski sudah memeriksa saksi- saksi belum ada penetapan tersangka,” katanya
