CIREBON, GMN,- Budayawan Tionghoa Jeremy Huang Wijaya berpendapat, terjadinya bencana longsor di area tambang pasir ilegal, yang menimbulkan belasan orang meninggal dunia di Kabupaten Cirebon beberapa waktu lalu, karena kerakusan dan keserakahan manusia.
Kata Jeremy, terjadinya banyak bencana yaitu longsor dan banjir karena bukit bukit digunduli, pohon pohon di tebang, dikeruk tanahnya membuat alam rusak.
“Kong Hu Cu mengajarkan kepada Zengzi muridnya ‘Pohon wajib dipotong pada waktunya; burung-hewan wajib disembelih pada waktunya’. Sekali memotong pohon, sekali menyembelih hewan tidak pada waktunya, itu melanggar laku bakti,” kata Jeremy, Jumat (20/6/2025).
Kong Hu Cu mengajar kan muridnya Pemotongan kayu di hutan harus diatur waktunya sehingga kayu kayu di hutan tidak kurang untuk dipergunakan.
Kata Jeremy, paduan hubungan harmonis antara Tian-Di-Ren (Sanxing): antara langit-bumi (lingkungan alam), dengan manusia, diejawantahkan sebagai saling mengelola, berbagi kehidupan.
“Tian dirusak, bisa berakhirlah Bumi. Bumi dirusak, rusak pula ekosistem semesta. Manusia cuma bisa hidup dengan seimbangnya duanya unsur dasar ini. Begitu manusianya rusak, maka semesta pun akan rusak,” jelasnya.