BANDUNG BARAT-GMN,- | Kemacetan lalu lintas di kawasan Jalan Raya pertigaan Cimareme dan Jalan Raya Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian menjadi sorotan publik. Jalur utama yang menghubungkan Padalarang–Cimahi tersebut kerap dipadati kendaraan, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari, sehingga mengganggu aktivitas warga.
Menyikapi kondisi ini, Paguyuban Pejuang Peduli Pembangunan Kabupaten Bandung Barat (P4KBB) mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar segera menindaklanjuti rencana pembangunan flyover dijalan Raya Cimareme yang sempat direncanakan sejak tahun 2010.
Ketua P4KBB, Yacob Anwar Lewi mengatakan, kemacetan yang terus-menerus terjadi di jalur tersebut sudah sangat mengkhawatirkan. Ia menyebut kondisi ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, dan kendaraan ambulance yang membawa orang yang sakit kritis juga bisa jadi terhambat.
“Kami mendesak Pemprov Jabar untuk tidak lagi menunda pembangunan flyover. Masyarakat sudah terlalu lama menanggung beban kemacetan di Cimareme dan Ciburuy. ” Tegas Yacob saat ditemui di kediamannya di Permata,pada Senin malam (16/6/2025).
Menurutnya, harus ada sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah agar proyek flyover ini bisa segera masuk dalam skala prioritas pembangunan infrastruktur.
“Kalau terus terusan menunggu, dampaknya akan semakin luas. Apalagi Cimareme dan Ciburuy adalah jalur strategis menuju kawasan industri dan pariwisata. Harus ada langkah konkret, jangan diabaikan,” ungkap Yacob.
Pihaknya juga berharap tidak ada tarik ulur kebijakan di tengah desakan masyarakat yang menginginkan pembangunan yang lebih baik dan nyata di Kabupaten Bandung Barat.
Pembangunan flyover Cimareme dan Ciburuy diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi kemacetan di jalur tersebut. Dengan langkah konkret dan dukungan lintas sektor, masyarakat berharap perubahan itu segera terwujud, bukan hanya menjadi janji tanpa kepastian.
Lebih lanjut Yakob mengatakan,bahwa keluhan keluhan masyarakat itu sudah banyak, akhirnya pihaknya dari P4KBB Berpikir setelah kami menggelar rapat dan menanyakan langsung kepada Dinas PUPR KBB,kata Abah Ridwan Kadis PUPR KBB, sudah menyerahkan aset tersebut kepada bidang Aset. Dan menanyakan ke bidang aset, bidang aset mengatakan tidak tahu menahu.
Ini harus di cek, namun kata bidang aset katanya dulu ada PPKnya yang membebaskan namanya pak haji Mahmud. Pada saat ngecek ke lapangan ternyata benar ada sekitar kurang lebih 10 rumah sudah dibebaskan dan juga jalan gank sudah di bebaskan dan dokumentasi potonya ada semua.hal itu menurut beliau beliau (bidang aset).
“Saya yakin bahwa memang pada tahun 2017 pembebasan itu sudah ada, namun perencanaan pembangunan flyover itu dari 2010″ujarnya.
Anehnya padahal kan Sudah dibebaskan, tapi sampai sekarang ini sudah hampir 8 tahunan belum ada tindak lanjut selanjutnya.
“Malah justru saya mendapat kabar pada waktu Minggu kemarin itu ada pembahasan di Pemprov Jabar justru flayover yang akan dibangun itu di kota Cimahi, bukan di bandung barat tidak masuk”kata Yacob.
Kita semua tahu dikawasan Cimareme dan ciburuy ini setiap hari terjadi kemacetan yang luar biasa, apalagi di jam jam sibuk, bahkan sering dilewati oleh para pejabat dan wakil rakyat, jangan tutup mata dan berlarut-larut dibiarkan.
Ia juga merasa heran kenapa selama 18 tahun berdirinya kabupaten Bandung Barat, belum ada satu ruas jalan satu pun untuk mengatasi kemacetan atau adanya jalan jalan baru itu belum ada.
“Nah ini yang membuat keprihatinan ,maka kami dari P4KBB mendorong supaya segera terealisasi pelebaran jalan atau pembangunan flyover, khususnya di kawasan Cimareme dan Ciburuy. Kalau ciburuy memang belum di bebaskan tapi Cimareme ini sudah terlalu lama mangkrak perencanaanya”ungkapnya.
KBB ini kalah dengan kabupaten/kota daerah lain,didalam hal pembangunan ruas ruas jalan, lihatlah kabupaten/kota lain ya seperti halnya di Tasikmalaya,sudah ada pelebaran ruas jalan, .
Sebagai upaya untuk mendorong agar Kabupaten Bandung Barat lebih maju dna mampu mengatasi kemacetan tersbut, P4KBB akan audiensi kepada DPRD Provinsi Jabar Komisi 1 dan 4 bidang pembangunan dan meminta menghadirkan juga kepala Bala besar jalan, kepala PUPR Jabar.
Selain itu P4KBB juga sudah mengirim surat secara resmi kepada gubernur Jawa Barat untuk beraudensi, meminta gubernur Jabar KDM bisa menindak lanjuti perencanaan pembangunan flyover yang puluhan tahun mangkrak.
Sudah berganti presiden 3, berganti Gubernur dan bupati juga , kenapa tidak mampu membangun Flayover di KBB. Pasalnya jika dibiarkan hal ini juga akan menjadi persoalan yang besar dikemudian hari.
Ironisnya, di kawasan Cimareme itu kan ada ratusan pabrik, coba bayangkan saja puluhan tahun itu pabrik pabrik disitu kan pasti bayar pajaknya besar juga, harusnya kan dari hasil pajak atau CSR nya itu kan bisa dibangunkan ruas ruas jalan di KBB untuk mengatasi kemacetan.
Dalam waktu dekat P4KBB juga berencana akan audiensi dengan DPRD KBB dan Bupati KBB, agar pemerintah Daerah KBB, Wakil rakyat KBB bisa sama sama menyikapi serius persoalan ini dan ikut mendorong juga.
Menurut Yacob, mantan Sekdis PUPR juga sempat menanyakan kepada Asda Pemprov Jabar melalui pesan WhatsApp nya: Mohon ijin pak Asda, dulu pembangunan flyover Cimareme sempat di bahas bersama dengan flayover kopo, Buahbatu dan Kiaracondong.
Namun dalam perkembangannya setahu saya yang Cimareme belum dibahas kembali tindak lanjut nya, selain karena jalan Cimareme adalah jalan Nasional dan adanya pembangunan Rumah sakit di Pertigaan Cimareme yang mungkin jadi kendala untuk pembebasan lahan jika akan dibangun flayover.
Sejak saya di dishub tahun 2017 sampai bertugas di dinas BMPR tidak ada arahan untuk menindaklanjuti pembahasan rencana flayover Cimareme.
Diperkembangan situasinya sepertinya teralihkan oleh adanya kebutuhan dukungan untuk pembangunan kereta api cepat yang salah satunya juga berdampak kepada kebutuhan pembangunan flyover di beberapa titik seperti di Cimahi jalan Nurtanio,Ciroyom, dan flayover lainnya.
Dan di kota bandung jalan Supratman, Gatsu,kopo, demikian pak Asda yang bisa disampaikan.Ini informasi dari mantan Sekdis Bina Marga provinsi Jawa Barat,kata Yacob.
Sebetulnya,kata Yacob, kendala kendala seperti itu, kalau dilihat di kota bandung itulah lebih ruwet lagi, kota bandung pembebasannya lebih mahal, tapi kenapa mereka bisa dilaksanakan, demikian pula dengan kota Cimahi, Sekarang Cimahi sudah 3.
“Kemarin saya mendengar ada pembahasan di Pemprov Jabar ,lagi membahas flayover Cinahi yang didasari dari dorongan masyarakat. Sedangkan kita di kabupaten Bandung Barat kenapa tidak ada., justru yang saya heran kepada para anggota dewan itu kan berkantor di Padalarang,kan setiap hari pasti terlihat disitu juga macetnya luar biasa,” paparnya
Yacob menegaskan kembali, meminta supaya ada perhatian yang serius dari pemerintah daerah KBB, Pemprov Jabar dan khusus nya pemerintah pusat karena ruas jalan tersebut setatus nya jalan Nasional.
Dalam kesempatan tersebut Ketua P4KBB Yacob Anwar Lewi sangat optimis terhadap kepemimpinan Bupati Jeje sekarang yang masih muda dan energik, mudah mudahan bisa mengatasi permasalahan kemacetan di jalan raya Cimareme dan Ciburuy yang sudah puluhan tahun terabaikan.
“Saya yakin dan optimis pak Jeje mampu mengatasi persoalan kemacetan di jalan raya Cimareme dan ciburuy serta bisa menindak lanjuti perencanaan proyek pembangunan flyover Cimareme yang dinilai mangkrak.”pungkasnya.