SUBANG-GMN,- Suasana meriah dan penuh semangat mewarnai gelaran Festival Seni Tari Jaipong “Goyang Subang Edun” yang berlangsung di kawasan wisata D’Castello Ciater, pada Sabtu, (31/5/2025).
Kegiatan ini menjadi perpaduan unik antara pelestarian budaya lokal dan promosi pariwisata daerah.
Acara ini mengangkat tema “Pasanggiri Kreasi Udan-Udan Papayungan” dan melibatkan lebih dari 800 peserta dari tingkat SD, SMP, hingga SMA yang berasal dari berbagai kabupaten di Jawa Barat, seperti Subang, Bandung, Kuningan, Bekasi, dan Sukabumi.
Ajang Unjuk Bakat dan Cinta Budaya Lokal
Festival ini menjadi ajang unjuk kebolehan bagi para pelajar dalam menampilkan seni tari Jaipong dan Mencug, dua kesenian khas Jawa Barat yang kaya akan nilai budaya dan ekspresi gerak.

Setiap peserta menari dengan penuh semangat di depan para juri profesional, termasuk dosen dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) serta perwakilan dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Subang.
Tak hanya sekadar lomba, festival ini juga menghadirkan suasana rekreatif karena digelar di lokasi wisata favorit, D’Castello Ciater.
Orang tua dan pengunjung bisa sekaligus menikmati keindahan arsitektur kastil dan pemandangan alam sambil menyaksikan penampilan seni yang memukau.
Peserta: Pentas Ini Menginspirasi dan Menghibur
Salah satu peserta, Guntara, menyampaikan antusiasmenya mengikuti acara ini.
“Kegiatan ini sangat edukatif dan inspiratif. Kami bisa menyalurkan bakat tari sekaligus menghibur para pengunjung. Semoga makin banyak anak muda mencintai seni tari tradisional,” ujar Guntara.
Hadiah dan Apresiasi Bagi Para Juara
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan piala penghargaan dan hadiah uang tunai kepada peserta terbaik.
Festival ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan dalam membina dan melestarikan seni budaya daerah, khususnya kepada generasi muda.
Guntara menambahkan, dirinya berharap acara seperti ini bisa terus digelar setiap tahun sebagai agenda tahunan seni dan budaya di Subang.
Festival Goyang Subang Edun bukan sekadar panggung tari, melainkan juga sarana edukasi, pelestarian budaya, serta promosi destinasi wisata lokal.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini membuktikan bahwa seni dan pariwisata bisa berjalan beriringan untuk memperkuat identitas daerah.