BANDUNG BARAT–GMN,- Gejolak terjadi di tubuh DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bandung Barat (KBB) setelah tiga kader perempuan yang dikenal sebagai “Srikandi PAN” secara resmi menyatakan pengunduran diri dari kepengurusan DPD PAN KBB dan sekaligus mundur juga dari keanggotaan/kader partai PAN.
Keputusan tersebut dipicu atas terbitnya Surat Keputusan (SK) baru dari DPP PAN yang dinilai dadakan (tiba-tiba) dan tanpa komunikasi,undangan maupun rapat terlebih dengan pengurus DPD PAN KBB.
SK DPP PAN bernomor PAN/A/Kpts/KU-SJ/015/V/2025, tentang perubahan pertama kepengurusan DPD PAN KBB yang Masi diperiode 2020–2025, hal ini dianggap tidak melalui proses rapat terlebih dahulu maupun pemberitahuan resmi kepada Pengurus DPD PAN KBB.
Ketiga kader PAN yang mundur adalah:
- Rini Novianti, menjabat Wakil Sekretaris/Sekretaris Badan Pengembangan Koperasi dan UMKM DPD PAN KBB;
- Rosmawati, Wakil Sekretaris/Sekretaris Badan Saksi Daerah DPD PAN KBB; serta
- Rani Sundari, Wakil Sekretaris/Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPD PAN KBB.
Mereka juga diketahui merupakan mantan calon legislatif dari PAN pada Pemilu 2024.
Dalam pernyataannya, Rani Sundari mengungkapkan kekecewaannya terhadap pembina daerah pemilihan (dapil) jabar 2, Ahmad Najib Qodratullah, yang dinilai tidak mampu menangani konflik internal PAN KBB dan seakan lepas tanggung jawab.
“Saya mundur karena merasa tidak ada kejelasan pemberitahuan maupun rapat terlebih dahulu, dan Pembina Dapil Jabar 2 Ahmad Najib Qodratullah seakan lepas tanggung jawab tidak bisa menyelesaikan persoalan di DPD PAN KBB. Lalu kenapa ujug ujug muncul SK tentang perubahan DPD PAN KBB baru, tanpa pembahasan rapat dan pemberitahuan,” ujar Rani kepada wartawan, Selasa (20/5/2025).
Hal senada disampaikan Rini Novianti, yang mengaku kecewa terhadap tidak adanya undangan atau pemberitahuan resmi sebelum SK baru itu diumumkan.
“Kami merasa tak diberitahu terblebih dahulu ,. Kenapa SK itu keluar secara dadakan? Ada apa di balik semua ini?” katanya.
Sementara itu, Rosmawati memilih tidak memberikan komentar panjang, namun membenarkan bahwa ia mengikuti langkah kedua rekannya.
Mundur Total dari Kader PAN dan Pilih Jadi Rakyat Biasa
Ketiganya sepakat bahwa langkah mundur ini bukan hanya dari kepengurusan, melainkan juga dari status sebagai kader PAN. Mereka menyatakan ingin kembali menjadi rakyat biasa dan tidak lagi terlibat dalam dinamika internal partai.
Mundurnya tiga figur Kepengurusan/sikandi PAN ini menjadi sorotan karena menunjukkan adanya krisis komunikasi dan transparansi dalam tubuh partai berlambang matahari putih.