BANDUNG, GMN,- PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tak hanya memamerkan produk unggulan dalam gelaran LIMA 2025, tetapi juga mengedepankan langkah strategis menuju masa depan industri kedirgantaraan.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan mengatakan fokus utama kali ini adalah pengembangan ekosistem teknologi penerbangan terpadu, khususnya dalam layanan Aircraft Services dan inovasi pelatihan penerbang.
Saat ini PTDI tengah mengembangkan full-flight simulator serta sistem pelatihan terintegrasi untuk pesawat CN235-220, N219, dan helikopter hasil kerja sama dengan Original Equipment Manufacturer (OEM) global.
“Bagi kami, layanan pemeliharaan dan program pelatihan bukan sekadar pelengkap, tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk mendukung customer dalam seluruh siklus hidup pesawat,” kata Gita Amperiawan. Senin (19/5/2025).
“Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelatihan, mengurangi ketergantungan pada pihak luar, dan meningkatkan kesiapan personel penerbangan nasional,” tegasnya.
Gita Amperiawan mengatakan, salah satu capaian besar PTDI adalah konversi tiga unit CN235-220 milik TUDM menjadi pesawat Maritime Patrol Aircraft (MPA) dalam program Maritime Security Initiative (MSI).
“Proyek ini memperkuat kemampuan misi khusus dan membuktikan keahlian teknis PTDI dalam rekayasa ulang dan peningkatan performa pesawat,” katanya.
Dengan strategi terintegrasi dan inovatif ini, PTDI semakin kokoh sebagai pemain utama dalam industri dirgantara regional dan siap menjawab tantangan global.
“PTDI menyoroti penguatan sektor Aerostructure, pengembangan pesawat misi khusus seperti Anti-Submarine Warfare (ASW), teknologi roket, dan proyek pesawat N219 versi Amfibi yang dirancang untuk mendukung operasi maritim dan pariwisata,” pungkasnya.
