CIMAHI, GMN,- Kegiatan berupa pameran yang mengenalkan sekolah Menengah Negeri dan Swasta se kota Cimahi, kepada siswa SMP dan masyarakat, bertajuk Edu Fair 2025, digelar di SMKN 1 Cimahi. Sabtu (17/5/2025).
Sebanyak 56 sekolah baik negeri maupun swasta se-Kota Cimahi meramaikan Edu Fair 2025, mulai dari sekolah jenjang SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan SLB.
Edu Fair 2025 ini dikemas dengan beberapa kegiatan di antaranya pentas seni hingga pameran hasil kreativitas siswa. Pameran tersebut berlangsung selama dua hari 17-18 Mei 2025.
Ketua Pelaksana Edu Fair 2025 Erwin mengatakan, Edu Fair 2025 tersebut bisa memberikan wawasan atau pencerahan bagi siswa maupun orang tua yang ingin melanjutkan studi pendidikan ke jenjang berikutnya.
“Intinya acara ini kami ingin mengangkat sekolah-sekolah swasta yang selama ini kekurangan siswa. Sehingga kami mempromosikan keunggulannya di antaranya melalui pentas seni,” ujar Erwin di sela-sela Edu Fair 2025.
Menurutnya, pameran tersebut sengaja digelar sebagai bentuk motivasi bagi para pengunjung. Sehingga kata Erwin, menjadi daya tarik bagi siswa dan orang tua yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
“Maka dengan adanya Edu Fair ini orang tua dan siswa bisa memahami minat kemana anaknya itu ingin melanjutkan sekolah. Jangan sampai memaksakan anak melalui keinginan orang tua,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengatakan, Edu Fair merupakan ajang kolaborasi baik antara sekolah, siswa dengan orang tua.
“Edu Fair, bisa jadi ajang silaturahmi antar sekolah, baik negeri maupun Swasta. Acara ini merupakan sebuah silaturahmi sederhana tetapi memiliki manfaat sangat besar,” ujar Ngatiyana.
Ngatiyana berharap, Edu Fair bisa digelar setiap tahun, namun bisa dikemas dengan konsep yang lebih meriah. Selain itu, Ngatiyana berharap para orang tua siswa agar tak memaksakan kehendak anaknya dalam menentukan sekolah.
Ia menilai pentingnya memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih sekolah sesuai minat dan bakat mereka sendiri. “Biarkan mereka memilih sendiri, karena yang akan menjalani proses pendidikan adalah anak-anak, bukan orang tuanya,” pungkasnya.