BANDUNG, GMN,- Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri), pada tahun 2025 ini berniat melaksanakan “Ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru”. Pada tanggal 28 April 2025 lalu, Tim Ekspedisi Tebing Kaku Mahu yang merupakan bagian awal dari “Ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru”, memulai ekspedisinya.
Ketua Tim Ekspedisi Wanadri, Yoppi Rikson Saragih menerangkan, kegiatan diawali dengan perjalanan Gunung Hutan dari Desa Nanali Kecamatan Kepala Madan, Pulau Buru untuk mencapai dasar tebing yang akan dijadikan titik awal pemanjatan. Pelaksanaan operasional Gunung Hutan dan Pemanjatan Tebing Kaku Mahu ini direncanakan membutuhkan waktu 15 hari dari desa Nanalii.
Pegunungan Kepala Madan dengan banyak puncakan di atas ketinggian 2000 Mdpl, adalah hamparan pegunungan karst yang terbentuk dari pelarutan batuan kapur. Pegunungan ini memiliki formasi batuan terjal, tebing curam, medannya yang ekstrem ini, menawarkan pemandangan yang spektakuler dari dinding dan puncak-puncaknya.
“Dibutuhkan waktu enam hari untuk mencapai titik awal pemanjatan. Anggota tim harus menembus medan pegunungan batuan karst dengan hutan belukar yang lebat dan cukup berat, menyusuri jalur terjal sambil menerapkan sistem pendorongan logistik tahap demi tahap hingga akhirnya sampai di titik basecamp,” kata Yoppi, Rabu (14/5/2025).
Setelah perjalanan panjang dan melelahkan menuju basecamp, akhirnya pada tanggal 4 Mei 2025, tim bisa memulai operasional pemanjatan, dengan durasi pemanjatan selama 6 hari dengan hari pertama turun kembali ke dasar tebing dan 4 malam bermalam di tebing (hanging camp). Dengan panjang lintasan vertikal kurang lebih 350 meter Total 7 Pitch pemanjatan dan 300 meter medan scrambling menuju puncak Kaku Mahu.
“Tim menghadapi beberapa kendala dalam pemanjatan multi-pitch, salah satunya cuaca ekstrem, hujan deras mengguyur hampir setiap hari. Selain itu juga, banyak batuan tajam yang mudah terlepas, memaksa semua anggota untuk terus berhati-hati, menjaga setiap langkah dan pergerakannya,” jelas Yoppi.
Pada tanggal 8 Mei 2025, pukul 10.45 WIT, di bawah langit yang cerah, tim pemanjat akhirnya berhasil mencapai Puncak Kaku Mahu (03° 14” 17’ LS 126° 04” 22 BT). Keberhasilan ini berkat kerjasama dan dukungan dari semua tim yang terlibat, terutama tim pendukung yang selalu standby di dasar tebing.
Selain melakukan pemanjatan, diantara anggota tim, terdapat seorang pemanjat sekaligus peneliti dari Mahatva – Fakultas Pertanian UNPAD Bandung, yang bertugas mengambil sample berbagai flora yang di temukan di sepanjang jalur lintasan pemanjatan dan area puncak. Saat ini, tim sudah kembali ke Desa Nanali, untuk recovery, bersih-bersih peralatan, dan akan melanjutkan kegiatan coaching clinic dengan beberapa pecinta alam putra daerah, tentang teknik pemanjatan, selanjutnya bersama-sama menjalankan rencana pembuatan jalur sport di tebing dekat Desa Nanali.
“Kami dari tim Ekspedisi Tebing Kaku Mahu, yang merupakan bagian dari Ekspedisi Wanadri: Rediscover Buru 2025, bersyukur kepada Tuhan YME dan berterimakasih kepada warga masyarakat, pecinta alam, tokoh masyarakat dan tetua adat desa Nanali, Rektor Universitas Iqro dan jajarannya, Bupati Buru dan Bupati Buru Selatan, BASARNAS Ambon dan Namlea, Kepolisian, Dinas Kehutanan Ambon serta semua sponsor, donatur dan pihak-pihak yang telah membuat ekspedisi ini berjalan sesuai rencana,” tandas Yoppi.