Jakarta-GMN,- Pembangunan saluran precast di wilayah Jl Agung Utara RW 07, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara diduga terindikasi tidak selesai dan terjadi pengurangan volume.
Pasalnya, pelaksana kegiatan PT Arcon Beton Abadi diduga tidak profesional dalam melaksanakan kegiatan, juga tidak meneruskan kegiatan hingga tuntas dengan alasan yang aneh bin ajaib.
Pantauan media di beberapa titik lokasi tampak hasil pekerjaan seperti asal jadi. Hal tersebut terlihat mulai sejak penggalian dan pemasangan udith.
Setelah penggalian, harusnya saluran dikuras dan dibuat lantai kerja agar udith bisa dipasang. Namun, semua tidak dilakukan oleh pelaksana. Sejak penggalian hingga pemasangan udith, pelaksana melakukannya tidak simetris (lurus). Alhasil saluran menjadi tampak berkelok-kelok seperti ular.
Beberapa pemasangan tutup udithpun bergelombang dan sudah barang tentu tidak mengunci alias tidak menyatu. Selainitu di beberapa lokasi dibuat miring. Entah apa maksud dari pelaksana proyek.
Berdasarkan nformasi terbaru, bahkan pelaksana tidak menyelesaikan proyek tersebut dengan alasan lokasi proyek dialihkan ke tempat lain dari yang seharusnya.
Lokasi awal proyek yang tadinya menyambung hingga ke ujung jalan di RT 09 dipindahkan ke lokasi RT 10 dengan alasan terdapat kabel di bawah, tepat di depan gardu PLN.
Dan masih ada lagi yakni dugaan pungli kepada yang terdampak pekerjaan. Untuk memperbaiki halaman rumahnya warga dipatok tarif bervariasi mulai dari Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per rumah oleh para pekerja proyek.
Selain membayar, warga masih diminta menyediakan material untuk pekerjaan seperti semen dan pasir.
Perwakilan pelaksana kegiatan dari PT Ercon Beton Abadi, Iwan saat dikonfirmasi terkait hal ini menyatakan untuk menanyakan perihal itu kepada Ketua RW.
Sementara Ketua RW 07, Saidi yang dikonfirmasi, Kamis (24/10/2024) melalui sambungan telepon mengatakan hal tersebut berdasarkan kesepakatan warga.
“Kendalanya karena tepat di depan gardu listrik terdapat kabel bawah tanah. Jika digali sangat beresiko. Jadi warga dan pengurus RT sepakat untuk mengalihkan proyek sebagian ke RT 10,” jelasnya.
