BANDUNG BARAT-GMN,- Sebagai bentuk perhatian dan kecintaan masyarakat Lembang terhadap keindahan dan kenyamanan Kecamatan Lembang, Forum Peduli Bandung Utara (Forbat) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Kecamatan Lembang, Jalan Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada rabu pagi (26/7/2023).
Para pengunjuk rasa tersebut membawa spanduk yang bertuliskan, ”Jangan jadikan penataan kota Lembang sebagai ajang politik dan intrik para pejabat”.
“Jangan sepelekan penataan kota Lembang, Kami tidak Ingin jadi korban konsep Pemimpin Ngawur”.
“Kami Butuh ide dan gagasan yang baik untuk Lembang, jangan Sembrono”.
“Urang Lembang Geura Hudang”.
Massa Aksi yang mengatasnamakan Forbat itu diterima oleh Camat Lembang Dudi Supriadi untuk beraudiensi dan Dihadiri Oleh Kabid PUTP Kab. Bandung Barat Yoga Rukma Gandara,Danramil dan Kapolsek Lembang.
Dalam aksinya, Ketua Umum Forbat, Suherman menyampaikan aspirasi melalui orasinya terkait tentang Arah dan Desain Penataan Kecamatan Lembang.
Seperti kita ketahui bersama bahwa Kecamatan Lembang menjadi penyumbang PAD terbesar Kabupaten Bandung Barat.
Dengan gagahnya Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengklaim bahwa Kecamatan Lembang adalah Gerbang Wisata Kabupaten Bandung Barat.
Tetapi kami menilai status tersebut beserta dengan PAD yang dihasilkannya tidak mengubah Penataan kecamatan Lembang menjadi lebih baik.
Bahkan menurutnya cenderung semrawut tidak teratur dan tidak terarah diantaranya terkait Pembangunan Alun-Alun Lembang yang seharusnya menjadi Ruang Terbuka Hijau tempat warga lembang menikmati waktu luang dengan kesejukan khas Lembang ini malah didirikan Bangunan Permanent.
Apalah arti Pembangunan Drainase dan trotoar Lembang dengan anggaran yang sangat besar bila masih dipakai untuk pedagang kaki lima dan parkir sehingga tetap saja merampas hak Pejalan Kaki, serta kami menilai Penataan tersebut tidak akan mengatasi banjir Lembang secara Signifikan dibuktikan dengan penuhnya kubangan air di selokan yang sedang diperbaiki selepas hujan beberapa hari lalu.
Selain itu, Banyaknya Billboard yang diduga tidak berizin berdiri di jalan protokol Lembang sehingga mengganggu keindahan Lembang tanpa ada aturan dan penertiban yang justru cenderung dibiarkan dan bahkan banyak pula yang dipakai pencitraan para oleh pejabat atau calon Pejabat Bandung Barat.
Lalu terkait Penataan pedagang Kaki Lima, persoalan sampah yang tak kunjung usai Dan banyak sekali permasalahan lainnya, Mengapa itu semua dapat terjadi.
Pihaknya juga menilai apakah para pengambil kebijakan terlalu Arogan, merasa paling paham, merasa paling Pintar, merasa paling lihai, merasa paling tahu sehingga dalam mengambil kebijakan terkait segala bentuk penataan Kecamatan Lembang tanpa melibatkan dan mengajak diskusi warga Lembang,ungkapnya.
Lebih Lanjut Suherman mengatakan,bahwa Para sesepuh tokoh masyarakat Lembang telah melek dari tidurnya dan minggu depan akan menggelar aksi unjuk raksa kembali pemda Kabupaten Bandung Barat Dengan jumlah massa lebih banyak lagi.
Karena hari ini pihaknya merasa belum puasa dan tidak mendapatkan jawaban yang signifikan dan tentu kami merasa Kecewa karena dari pihak penegak Perda Satpol KBB dan Dishub KBB tidak hadir hari ini, ujar Suherman Kepada Global Media News.
Sementara, sesepuh tokoh masyarakat Lembang, Dede Kholid mengatakan jangan jadi alasan bahwa pejabat lembang baru sehingga tidak tahu menahu, saya kira itu bukan jawaban yang pasti ,karena dalam Sertijab barangkali tahu tentang program yg sudah dan belum dilaksanakan.
Jika alasannya karena Baru menjabat, jadi Untuk apa Muspika datang kesini Kalau hanya jadi batu loncatan saja.
Jadi program yang dulu harus dilanjutkan, tidak Bisa menutup mata.
Dede Kholid Mengingatkan, Lembang itu masih Banyak Permasalahan yang harus dituntaskan, ungkapnya.
Camat Lembang, Dudi Supriadi mengatakan, ini salah satu Bentuk aspirasi tentunya, apapun bentuknya kita sampaikan kepada Pimpinan dan alhamdulillah sudah ada respon positif dari dinas PUTR KBB.
Terkait masalah drainase, Kami juga sudah berkoordinasi dengan Desa Kayu ambon, ternyata drainase itu bukan hanya letak letak nya yang saat ini diperbaiki saja, tapi kita juga harus berbicara masalah hilirnya.
Dalam keaempatan tersebut, Pihaknya menyampaikan permohonan maaf memang saya Baru Di Lembang dan Kami pun menindaklanjuti PR PR kepemimpinan Lembang terdahulu.
Terutama yang berkaitan masalah dengan drainase,alun alun, infrasturktur jalan, permasalahan Sampah dan sebagainya.
Hal itu menjadi bahan Konsentrasi kami semuanya.
Kemudian kami pun senantiasa berdiskusi dengan pimpinan baik dengan kedinasan, pak bupati, dan pak sekda yang berkaitan dengan pembangunan Lembang ini dengan catatan barangkali dari berbagai hal dari estetika maupun manfaatnya, ucapnya.
Sedangkan menurut Kabid Penataan Bangunan pada Dinas PUTR Kabupaten Bandung Barat, Yoga Rukma Gandara mengatakan bahwa penataan kota itu bukan hanya permasalahan fisik, tidak hanya melibatkan Dinas PU saja Tapi Melibatkan semua sektor.
Tapi bagaimana arus lalu lintas nya, pedagang kaki lima, persampahan ,parkir dan sebagainya. Ini menjadi masalah masalah klasik sebetulnya di kota.
Alhamdulillah Lembang sudah maju dibandingkan dengan kecamatan kecamatan lainnya yang permasalahan nya belum sekompleks di kota Lembang.
Jadi menurut nya, di sisi lain juga salah satu Konsekuensi yang harus diterima oleh masyarakat bahwa dengan adanya perkembangan kota tentu saja akan menimbulkan beberapa permasalahan.
Yoga menegaskan, memang permasalahan itu harus ditangani dan ditata supaya tidak kesana kesini, tidak menjadi kota yang amburadul.
Artinya permasalahan permasalahan itu harus dibicarakan antara pemerintah kecamatan dan Kabupaten maupun dengan OPD lainnya.
Jadi penataan kota itu bukan hanya permasalahan Fisik tapi sosial, budaya, malah yang mencuat itu adalah masalah sosial, ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Global Media News, Aksi Unjuk rasa Yang dilakukan Forbat ini berjalan dengan tertib dan lancar.
(Rahmat)