Sragen-GMN,- Masih tergiang terkait banyaknya penipuan investasi dan arisan online yang saat ini masih berselubung dan masih eksis sehingga banyaknya korban yang tertipu, Salah satu korban dugaan penipuan dan penggelapan uang dengan modus arisan online. Senin, (11/04/2022)
Berawal dari perkenalan melalui aplikasi WhatsApp DH Menawarkan Arisan Investasi Aleghoz” kepada korban dengan di masukan ke Group WhastsApp untuk menjadi member ,Setelah dimasukkan ke dalam grup WA, Etik kemudian ditelepon DH yang ingin menawarinya ikut bergabung menjadi anggota arisan.
“Ownernya ini (DH) datang ke tempat saya. Intinya menawari arisan. Setelah itu saya melihat anggota grup ternyata teman-teman saya banyak. Dari situ saya mantap ikut,” ujar Etik Purwanti Sabtu (21/08/2021).
Etik Purwanti juga tidak menaruh curiga karena arisan online Aleghoz yang dikelola oleh DH tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2019. Polres Sragen, Jawa Tengah, terus menyelidiki kasus arisan bodong “aleghoz” yang diduga merugikan para korban hingga kurang lebih Rp 4 miliar.
Korban yang melapor ke Polres Sragen mengeluhkan investasi mereka yang tidak kunjung cair, karena penyelenggara arisan yang melarikan diri. Para korban mengklaim total kerugian bervariasi masing-masing sejumlah ratusan juta rupiah dan kurang lebih ada 50 member yang menjadi korban penipuan. Selain modus arisan, pelaku juga diduga menawarkan berupa skema penipuan lainnya.
“Saya pribadi arisan investasi itu pertamanya diajak, dikenalkan. Cuman kan saya melihat dulu, di dalam group itu ada seorang polisi juga, pegawai bank juga dan PNS. Makanya saya juga percaya bahwa arisan ini okelah aman, dan ini juga berjalan lama juga, makanya saya ikut untuk investasi. Ternyata saya baru masuk itu bulan Juni sampai sekarang itu tidak ada yang keluar sama sekali uang saya. Kalo ditotal jumlah semua korbannya, misal kita ini berenam, besok ada lagi, itu sekitar Rp 4 miliar, jumlah kerugian semua, total. Kalo saya pribadi itu sekitar Rp 160-an juta,” kata Etik Purwanti, korban.
Polisi kini tengah memeriksa saksi dan mengumpulkan bukti untuk mengungkap kasus arisan online yang diduga bodong. Polisi menyebut sudah mengetahui dimana tempat persembunyian terlapor.
“Saat ini sudah empat, tapi memang kita panggil lagi saksi terkait, yang untuk menambah petunjuk kita, dalam mengungkap dugaan tindak pidana arisan online atau penipuan dan penggelapan. Untuk terlapor belum kita periksa, karena kami harus mengumpulkan dulu bahan keterangan, dari para saksi maupun pelapor, sehingga kita bisa lebih jelas kronologisnya seperti apa. Untuk terlapor terahir kita cek dari penyidik saya maupun Resmob sudah cek ada di Solo, nanti kita dalami lagi ya, ini indikasinya masih ada di sana. Pastinya nanti saya pastikan lagi, kerugiannya variatif,” ujar AKP Guruh Bagus Eddy Suryana, Kasat Reskrim Polres Sragen Agustus tahun lalu.
Ditempat terpisah saat korban di dampingi pengacaranya Arie Chandra, S.H, M.H, di temui di ruang kerjanya Senin (11/04/2022) Arie menuturkan bahwa dirinya telah berkomunikasi langsung dengan pihak penyidik Polres Sragen yang menanganinya melalui sambungan telepon selluler.
“Dalam perkara ini menurut keterangan pihak Penyidik masih akan melakukan gelar perkara minggu depan sementara dilihat dari kronologis perkara dari bulan agustus 2021 sampai saat ini belum ada perkembangan dari Polres Sragen,” tegas Chandra.
Menambahkan kembali bahwa “Pihaknya akan terus mengawal proses Hukum sehingga hal ini bisa terungkap para pelaku dan tidak terulang kembali, serta bisa mengembalikan Hak –hak Para Korban atas perbuatan tersebut,” ungkapnya .
(sumber berita : media berita investigasi nasional)