Lembang, -GMN,- Anggota DPR RI Rian Firmansyah menegaskan lunturnya nilai-nilai kebudayaan di generasi muda harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Dia meminta para elite politik untuk tidak sibuk bertengkar memperebutkan kekuasaan semata. Tetapi, harus menjadi tauladan bagi generasi muda agar bangga menjadi anak Indonesia.
“Kita perlu terus menerus tanpa kenal lelah untuk melakukan internalisasi nilai-nilai kebangsaan, karena inilah pilar jati diri kita sebagai bangsa,” ujar Rian disela-sela kegiatan di Bukit Teropong Indah, Jalan Sukanagara Pagerwangi Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (29/11/2019).
Rian meminta, semua pihak agar tidak kenal lelah merawat dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan di tengah ancaman krisis kebangsaan dewasa kini.
Menurutnya saat ini perlu, kalangan pemuda diskursus tentang Pancasila pasca reformasi menjadi menarik agar lebih memberikan ruang bagi banyak interpretasi.
“Inilah yang membedakan Pancasila era pasca reformasi dengan era Orde Baru, karena saat itu Pancasila menjadi ideologi tunggal yang menutup ruang diskursus, sedangkan saat ini Pancasila diletakan sebagai kontrak sosial yang terdiri dari norma-norma yang disepakati bersama sebagai dasar kehidupan sosial dan kenegaraan Indonesia Merdeka,” paparnya.
Oleh sebab itu, dia menambahkan, Pancasila seperti Magna Charta Inggris atau kerap yang disebut dengan Bill of Right Amerika Serikat, yaitu sebagai kontrak sosial yang tidak mungkin lagi diubah.
“Mengubah Pancasila berarti mengubah negara, karena diletakan sebagai kontrak sosial maka tidak akan mungkin berbenturan dengan ideologi apapun baik yang bersifat sekuler maupun Keagamaan,” ucap dia.
Oleh karena itu, saat itu kontrak sosial, mayoritas bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara.
“Darimanapun suku itu berasal dan dari agama apapun itu, sebagai Bangsa Indonesia kita akan mengakui bahwa Pancasila pada diri sendiri, kita perlu sebarkan nilai-nilai kebangsaan ini, karena tantangan yang dihadapi nilai-nilai kebangsaan kita, tidaklah mudah dan makin berkembang,” tambah dia.
“Belum lagi kata dia, dengan keberadaan kelompok trans-nasional yang ingin mendirikan negara Khilafah, meskipun pemerintah telah berusaha membubarkan organisasi yang bertentangan dengan pancasila, namun, ideologinya masih saja dijajakan di berbagai tempat” Sambung Rian.
Dia pun bersyukur ada pemantik kebanggaan nasionalisme yang dapat setiap saat dihidupkan, misalnya dengan partisipasi olahraga kita di event internasonal, termasuk bagaimana publik berekasi terhadap pernyataan penyanyi-penyanyi di kalangan POP internasional yang ditanggapi secara beragam.
“Kita ambil saja hikmahnya, lepas dri pro dan kontranya. Bangsa Indonesia masih mengganggap isu se-Indonesia sebagai diskursus yang penting untuk dikemukakan dan direnungkan,” pungkas Rian.(Read)